Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Kosa Kata Tegal (Huruf D)

dableg = nakal, ga nurut dacin = timbangan gantung dage = sejenis tempe tapi dari sisa pembuatan tempe dalban = sebuah sapaan akrab dami = batang padi dampar = rel kereta api damu = tiup dang nganuk = kadang kala daning = kok !,sama siapa,oleh,karena dawegan = kelapa muda dayik = wajah dayoh = tamu   deblag = buka deglag = pincang deluang = kertas demen = suka,senang,cinta demenan = pacaran dengklang = pincang denokdeblong = sangat cantik derep = memetik padi dewek = sendiri dewekan = sendirian diblag = dibuka dicangcang = diikat (leher) digrawak = dicakar dineb = ditutup dipaido = dimarahi,disalahkan dipatilna = dikawinkan (hewan) dipenging = di tegur dirimuk = diajak tuk berunding disit = dulu ditambak = dibendung (untuk parit) ditampek = ditampar ditapuki = dimulai diwatoni = dipilihi dlanggung = jalan kecil/setapak dlaweran = sering mbocorin yang dianggap rahasia dobol = bohong dodolan = jualan dog = sampai ...

Kosa Kata Tegal (Huruf C)

cacak = coba canggah = nenek moyang canggal = ranting-ranting kayu untuk kayu bakar cangik =  panjang lehernya cangkem = mulut cangkrang =  koreng-koreng kecil/cacar. biasanya di tangan cantengen = jari bengkak carang = ranting-ranting bambu kecil carik = sekrestaris desa cawe cawe = usil / pengin ngatur cawet = celana dalam cawik = cangkir cawuk = sambar cebrik = banjir kecil, becek cecek = nangka cecek = cicak cegik = menarik joran pancing cekel = pegang ceki = permainan kartu saat siap menang  cekli = mungil ceko = cacat (pada tangan) cemeos = adem, dingin sekali cemong = belepotan cendak = pendek cengap-cengap = sulit bernapas/kritis cengis = cabe kecil cengkereg = orang yang tidak bisa diam/ pergi2 terus cengkir = kelapa muda yang kemudaan cengkrong = sabit cenos = muda centong = alat utk ngambil nasi centung = cangkir dari seng  ceplik = lampu minyak pake kaleng cerem = mudah cetek = dan...

Mantu Poci: Pesta Jiwa dari Tanah dan Harapan

Gambar
  Di tanah Tegal yang berhawa panas, ada sebuah upacara yang lahir dari kesabaran dan doa: Mantu Poci . Bukan pengantin dari daging dan darah, melainkan sepasang poci tanah —periuk yang disucikan oleh harapan. Keduanya berdiri bersanding di pelaminan, sebesar dada bumi yang menampung rindu, dihias bunga melati yang semerbak, seolah alam ikut menghadiri pernikahan simbolik itu. Mantu Poci bukan sekadar pesta. Ia adalah ungkapan batin dari pasangan suami istri yang telah lama menunggu buah hati, sebuah doa yang dijelmakan menjadi perayaan, tempat cinta diuapkan menjadi kidung gamelan. Layaknya pesta perkawinan manusia, orang-orang datang berduyun-duyun — ratusan, bahkan ribuan. Mereka membawa tawa, sajian, doa, dan amplop sumbangan yang diletakkan di kotak berbentuk rumah , seolah turut membangun harapan bagi rumah tangga yang menua tanpa tangis bayi. Namun, di balik riuh pesta itu, tersimpan makna yang dalam: bahwa mantu poci bukan sekadar meminta, melainkan merasakan diri tel...

Kosa Kata Tegal (Huruf B)

babaran = lahiran babarblas = sama sekali bablas = lanjut terus, tidak berhenti bacin = bau anyir/busuk bada = lebaran, idul fitri badheg = kotor, jorok badhek = tebak badhog = makan bae = saja, hanya baem = gigi geraham bagal = pangkal atau tempat melekat biji jagung bagel = lempar bagen =    biarin aja bager = rasa pait, tidak enak (biasanya untuk singkong) bagreg = bajingan,  bagregen = penyakit gatal pada kaki bajongan = bekerja sama, sharing modal bakul = juragan, pemborong bakuten kepribe = maunya bagaimana sih? bal = bola bala = teman dalam kelompok bala-bala = bakwan bal-balan = main sepak bola balak = rangkap, kembar balakna = kembalikan balang = lempar balangpus = permainan lempar karet gelang, lalu ditiup baleng = bau tidak sedap balik = pulang balongan = tambak ikan balung = tulang bancet = anak katak bangir = mancung bangkak = tidak lembek, keras bandha = tangan diikat bandhangan = dapat anggota baru bandhem = pukul dengan alat b...

Kosa Kata Tegal (Huruf A)

abab = rongga mulut aban = suara aban-aban = suara/musik yang terdengar saat ada tanggapan hajatan abane = kedengarannya abang = merah abur (mabur) = menerbangkan burung merpati aben (saben) = setiap abong-abong = sifat sombong karena mengandalkan sesuatu. abot = berat abuh = memar/infeksi acan- acan = sama sekali adang = masak/menanak nasi ader = memang iya? adhang-adhang = menunggu sesuatu (lewat) adhate = kelakuannya adhem = dingin adhep-adhep = nasi kuning dengan lauk urap, lalapan, ikan asin dsb. adhi = adik adhong = kalau adoh = jauh adol = menjual adus = mandi agor = suara serak karena sakit tenggorokan agul = sombong, menyombongkan diri ail = capai mengunyah aja = jangan aja pere-pere = jangan pandang remeh ajeg = tetap, kondisi sama ajib = kagum ajur = meleleh akale = padahal akas = tegak, kaku, tidak lecek akeh = banyak akon-akon = diakui, menganggap ala = sifat yang jelek alar-alar = panjang sekali alas = hutan alem = puji aleman = manja al...

Babad Lebaksiu: Dari Lebak Ciut ke Tanah yang Menghidupi

  Di selatan Kota Slawi, di kaki langit yang teduh di bawah bayang Gunung Slamet, terbentang sebuah tanah subur bernama Lebaksiu . Nama itu mungkin terdengar lembut, tetapi di balik kelembutannya tersimpan riwayat panjang — kisah manusia, tanah, dan air yang berpadu dalam kesederhanaan dan kerja keras. Asal Usul Nama “Lebaksiu” Orang tua-tua di desa bercerita, dahulu kala tempat ini hanyalah lebak kecil , cekungan tanah di tepian aliran sungai, di mana para petani menanam padi dengan harapan yang tumbuh bersama benih. Namun lebak itu ciut , sempit — dan dari kata itulah lahir sebutan Lebak Ciut . Zaman berganti, lidah manusia menyesuaikan, dan suara “Lebak Ciut” pun melebur menjadi satu nama: Lebaksiu — nama yang kini melekat pada kecamatan di selatan Tegal, tempat orang-orang hidup dari tanah, batu, dan air. Penduduknya sederhana. Mereka bangun pagi menyapa matahari dengan cangkul di tangan, berdagang di pasar dengan senyum, atau menambang sirtu dari sungai yang mengalirk...

Sejarah Objek Wisata Pemandian Air Panas Guci

  Pernahkah Anda mendengar tentang Objek Wisata Pemandian Air Panas Guci ? Jika belum, datanglah ke Kabupaten Tegal , Jawa Tengah. Guci adalah sebuah desa di Kecamatan Bumijawa , terletak di kaki Gunung Slamet , sekitar 27 kilometer di selatan Kota Slawi. Di tempat yang berhawa sejuk ini, Anda akan menemukan pemandian air panas alami, air terjun, taman-taman indah, serta kebun stroberi yang bisa Anda petik sendiri. Namun, di balik keindahan alamnya, Guci menyimpan sejarah panjang dan kisah spiritual yang menarik untuk disimak. Asal-usul Desa Guci Sekitar tahun 1767 , hiduplah seorang bangsawan dari Keraton Demak Bintoro bernama Raden Aryo Wiryo . Ia dikenal sebagai sosok bijak, namun hatinya diliputi kejenuhan akibat kehidupan keraton yang penuh intrik, perebutan tahta, dan konflik antarsaudara. Karena tak lagi menemukan ketenangan, Raden Aryo Wiryo memutuskan meninggalkan keraton bersama istrinya, Nyai Tumbu . Perjalanan mereka membawanya mengabdi ke Keraton Mataram pad...

Ki Gede Sebayu

  Darah bangsawan mengalir di nadi Ki Gede Sebayu. Ia berakar pada Batara Katong—Syech Sekar Delima, sang Adipati Wengker Ponorogo—dan lahir dari rahim Pangeran Onje, penguasa Purbalingga. Namun masa kecilnya bukan dalam gemerlap istana, melainkan dalam asuhan seorang sepuh penuh kebijaksanaan: Ki Ageng Wunut. Di pangkuan sang kakek yang tekun menekuni agama, Sebayu kecil ditempa oleh doa dan keteladanan. Dari tutur yang lembut dan laku yang khusyuk, ia belajar arti kerendahan hati. Dari lantunan ayat dan wejangan sunyi, ia tumbuh menjadi pribadi yang ramah, santun, dan berjiwa teduh. Ketika usia dewasa menjemput, ayahnya mengantarkannya ke Keraton Pajang. Sultan Hadiwijaya menyambutnya, dan Sebayu diangkat sebagai prajurit tamtama. Di sana ia menyelami ilmu keprajuritan, menekuni kanuragan, dan menimba wibawa seorang kesatria. Pedang dan tombak menajamkan geraknya, tetapi nilai luhur yang diwariskan leluhur tetap menjadi penuntun batinnya. Namun, roda sejarah berputar. Ketika A...

Arane Kembang Karo Anak Kewan

ARANE KEMBANG Kembang aren arane dangu Kembang blimbing arane maya Kembang blutru arane montro Kembang cengkeh arane polong Kembang cubung arane torong Kembang dhadhap arane celung Kembang duren arane dlongop Kembang ganyong arane puspanyidra Kembang garut arane grameng Kembang gebang arane kranding Kembang gedhang arane ontong (tuntut) Kembang gembili arane seneng Kembang gori arane angkup Kembang jagung arane sinuwun Kembang jambe arane mayang Kembang jambu arane karuk Kembang jarak arane juwis Kembang jati arane janggleng Kembang jengkol arane kecuwis Kembang kacang arane besengut Kembang kanthil arane gadhing Kembang kapas arane kadi Kembang kara arane kepek Kembang kecipir arane cethethet Kembang kelor arane limaran Kembang kemlandingan arane jedhidhing Kembang kencur arane sedhet Kembang kerambil arane manggar Kembang kimpul arane pancal Kembang kluwih arane onthel Kembang kopi arane blanggreng Kembang krokot arane naknik Kembang lamtoro arane jedhidhing Kembang lombok arane meni...

Budaya Tegal

Kalau bicara soal Tegal, jangan cuma ingat warung makan atau bahasa ngapaknya saja. Kota ini punya khazanah budaya yang lumayan lengkap, mulai dari seni pertunjukan, tradisi unik masyarakatnya, sampai kuliner khas yang bikin kangen. Semuanya masih hidup di tengah masyarakat, jadi wajar kalau Tegal punya identitas yang kuat dan beda dari daerah lain di Jawa Tengah. Di bidang seni, ada Wayang Golek Tegalan. Ini semacam pertunjukan boneka kayu yang dimainkan dalang dengan iringan gamelan. Ceritanya kadang diambil dari kisah lokal, jadi bukan hanya hiburan, tapi juga bagian dari upacara adat. Lalu ada Tari Endel, tarian topeng khas Tegal yang dulu dipopulerkan oleh seorang seniman bernama Sawitri. Kalau mau lihat seni yang lebih rakyat lagi, ada Balo-Balo, pertunjukan yang campur aduk musik, tarian, dan lakon, sesuai namanya yang berarti “kawan-kawan”—karena memang isinya kebersamaan dan kegembiraan. Tradisi masyarakatnya juga seru. Ada Moco Poci, kebiasaan minum teh pakai cangkir poci d...

Kisah Sejarah Tegal

  Kisah Sejarah Tegal: Dari Ladang Sunyi ke Kota Pesisir Pada akhir abad ke-16, di pesisir utara Jawa yang masih sepi dari hiruk-pikuk perdagangan besar, terdapat sebuah desa bernama Tetegal . Desa itu sederhana, dikelilingi hamparan sawah dan ladang luas yang subur. Penduduknya hidup dari tanah, mengolah padi dan palawija, serta memanfaatkan hasil laut dari pantai utara yang tidak begitu jauh. Namun, desa kecil itu kelak akan berubah menjadi wilayah penting dalam sejarah Jawa, dan perannya tidak bisa dilepaskan dari sosok seorang tokoh kharismatik bernama Ki Gede Sebayu . Kedatangan dan Kepemimpinan Ki Gede Sebayu Ki Gede Sebayu dikenal sebagai keturunan bangsawan Majapahit yang pada masa mudanya merantau ke berbagai daerah. Ketika tiba di Tetegal, ia melihat potensi besar tanah yang subur namun belum dikelola secara maksimal. Dengan wibawanya, ia segera diterima oleh masyarakat setempat. Pada tahun 1580 , Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung oleh penguasa setempat. J...

✨ Tentang Penulis ✨

Setiap artikel lahir dari pengalaman dan kecintaan pada budaya tanah kelahiran.
Siapakah sosok di balik artikel-artikel ini? Temukan jawabannya...